,,***kawan aq punya sedikit cerita sedih ni dari temanku
sendiri ,.,.kalian jg pasti terharu baca nya ni nyata lohhh bkn boonk
kisah dua cwe yg bersahabat dari kecil.,.!!
baca aja di bawah :
(*CERITA DUA SAHABAT SEJATI *)
*Sahabat
Ternyata kau Telah lebih dulu Pergi Siang itu angin begitu
kencang menusuk kedalam tulang rusuk ku,,hujan yang sangat deras terus
membasahi seluruh badan ku,namun aku tidak memperdulikan itu semua,aku
tidak perduli berapa lama aku akan seperti ini.aku hanya terpaku di
depan sebuah tumpukan tanah,yang terdapat taburan bunga,serta ada nya
batu nisan yang bertuliskan sebuah nama,dan ternyata itu adalah nama
sahabat lama ku,yang sejak 6 tahun yang lalu aku tidak pernah tau kabar
nya. Dina adalah sahabat lama ku waktu kecil,dulu kami sering
bermain bersama,orang tua dina pun bersahabat dengan orang tua ku,aku
menganggap dina sudah seperti kakak ku sendiri,saat aku sedih dia selalu
bisa menghibur ku dan membuat ku tertawa,dan aku pun sebalik nya.Setiap
aku pergi dina selalu turut pergi bersamaku,kami selalu menjaga satu
sama lain.Dan kebetulan rumah ku tidak terlalu jauh dari rumah dina,saat
masih di bangku dasar aku selalu berangkat sekolah bersama
dina,meskipun kami tidak sekolah di sekolah yang sama. Saat
masuk SMP dina tidak tinggal lagi di Jakarta,karena orang tua nya di
pindah tugaskan ke bandung,maka dia pun harus bersekolah di bandung.
Rasa sedih ku rasakan,saat aku harus berpisah dengan dina, air mata ku
tidak bisa berhenti menetes saat aku memeluk tubuh sahabat ku itu. Dina
meyakinkan aku bahwa dia akan terus mengabari aku,dan dia juga
meyakinkan aku bahwa persahabatan kita tidak akan berakhir sejauh apapun
kita tinggal. Aku pun merelakan dina untuk berangkat ke bandung,
perlahan mobil yang dinaiki dina dan keluarga nya pun beranjak pergi
dari halaman rumah ku. Lambaian tangan dina pun semakin lama semakin
jauh,jauh,jauh dan perlahan-lahan mulai menghilang. Tiga
bulan telah berlalu,semenjak dina pergi,hari-hari ku tidak seceria
dulu,aku memang mempunyai teman-teman baru di sekolah dan rumah ku,tapi
mereka semua tidak ada yang bisa seperti dina,aku sungguh merindukan
sahabat kecil ku,ingin rasa nya aku ke bandung untuk menemui dina,tapi
dina selalu melarang aku untuk menemui nya,dia selalu berkata”Aku mohon
jangan temui aku dulu,aku ingin menguji persahabatan kita,jadi tunggu
lah sampai kita lulus SMP,setelah itu aku janji akan menemui mu di
tempat kita sering bermain sewaktu kecil”.Dina memang tidak pernah lupa
untuk mengabari aku tentang keadaan nya disana,setiap hari dia selalu
sms dan menelpon aku,aku sangat bahagia bila menerima sms atau telpon
dari nya. Hari-hari terus berlalu,tidak terasa waktu begitu
cepat bergulir,tiga tahun sudah aku menjadi siswi SMP,dan tiga tahun
sudah persahabatan ku dan dina diuji,dan selama tiga tahun itu juga aku
eiliki seorang sahabat baru bernama Dimas yang sangat aku sayangi.Dimas
lah yang selalu menemani aku dikala aku kesepian,dan disaat aku sedang
merindukan dina,dimas selalu meyakinkan aku bahwa aku akan bertemu
dengan sahabat kecil ku itu. Aku sangat bahagia,karena lusa aku akan
pergi ke Bandung untuk menemui sahabat kecil ku.Aku pun telah
mempersiapkan sebuah kado yang sangat special untuk sahabat ku,karena
kita berjanji akan saling tukar-menukar kado saat kita bertemu.
Lusa telah tiba,26 Desember,itulah tanggal yang aku lingkari di
kalender yang ada di sebelah meja belajar ku,tanggal itu adalah tanggal
kesepakatan aku untuk bertemu dina.Pagi ini aku segera beranjak bangun
dari tempat tidur,lalu segera mungkin aku mandi dan bersiap-siap karena
jam 08.00 aku akan pergi ke Bandung bersama dimas.Jam telah menunjukan
pukul 07.30,aku bergegas turun keruang tamu untuk menunggu Dimas dan
berpamitan dengan orang tua ku.Selama aku menunggu Dimas,aku berusaha
untuk menelpon Dina,tapi aku tidak mengerti mengapa selama 3 hari ini
handphone dina tidak pernah bisa aku hubungi,tapi aku tidak mau
sedih,karena aku yakin hari ini aku akan bertemu dengan dina. Saat aku
sedang berusaha menelpon dina,aku mendengar suara motor dimas,dan
ternyata dimas telah berada di depan rumahku.Aku pun segera keluar untuk
menemui Dimas dan orang tua ku juga turut keluar bersama ku.Tapi ada
satu hal yang membuat ku bingung,saat aku ingin berpamitan dengan orang
tua ku,orang tua ku berkata : ”Nak apapun yang akan kamu lihat
disana,kamu harus bisa menerima nya,kamu harus yakin ini semua sudah
jalan nya”. Aku sungguh tidak mengerti apa maksud dari
perkataan orang tua ku,tapi aku tidak membahas itu,karena yang ada dalam
pikiran ku sekarang,hanya ingin bertemu dina sahabatku. Jam
menunjukkan pukul 11 siang,akhirnya aku sampai dikota Bandung,dan
beberapa kilometer lagi aku akan sampai di rumah Dina.Betapa terkejut
nya aku,karena saat aku sampai di depan rumah nya Dina,aku melihat
banyak nya orang-orang di rumah nya dan ada beberapa bendera berwarna
kuning di depan rumah nya,aku segera berlari masuk kedalam rumah dina.
Aku tidak bisa menahan air mata ku yg terus menetes,saat aku
melihat sebuah tubuh terbaring kaku dengan ditutup kain putih dan di
kelilingi orang banyak sambil membaca ayat-ayat al-quran,dan ternyata
itu adalah tubuh dina sahabat ku.Aku terus menangis,menangis dan
menangis karena aku tidak percaya Dina akan pergi. Orang tua
dina berusaha untuk membuat ku tenang,dan mereka menceritakan semua
kepada ku,Ternyata sejak umur 5 tahun dina menderita penyakit kanker
darah,tapi dia tidak pernah mau menceritakan itu semua kepada ku,karena
dia tidak mau masa kanak-kanak nya di hiasi dengan kesedihan, dia selalu
menutupi rasa sakit nya dengan canda tawa nya,dan ternyata dina pindah
ke Bandung bukan karena orang tua nya di pindah tugas kan,tapi karena
dina tidak mau aku sedih bila tau kenyataan yang sebenarnya. dina tidak
mau membuat masa kecil ku tidak bahagia,maka dina selalu menutupi semua
nya dari ku. Air mata ku semakin deras mengalir saat aku mendengar semua
pernyataan orang tua dina, Dimas yang ikut mendampingi ku berusaha
menenangkan aku,dan aku baru tahu ternyata orang tua ku telah terlebih
dahulu mengetahui semua nya,tapi atas permohonan dina mereka juga
menutupi nya dari ku. Sungguh aku sangat kecewa,kenapa semua
orang tega membohongi aku,kenapa semua nya harus dirahasiakan dari ku,
apa aku tidak boleh merasakan apa yang sahabat ku rasakan. Orang tua
dina berusaha untuk membuat ku mngerti kenapa mereka melakukan ini,Dimas
pun turut menenangkan aku,akhirnya aku berusaha untuk bisa menerima
penjelasan mereka. Setelah orang tua dina menjelaskan
semua, mereka memberikan aku sebuah surat yang ditinggalkan dina untuk
ku yang bertuliskan tinta biru,, “Untuk sahabat ku, maafkan aku
jika saat kau membaca surat ini , aku tidak bisa ada di dekat mu lagi…
sungguh aku tidak pernah berniat untuk membohongi mu,aku hanya ingin
masa kecil kita diwarnai dengan kebahagiaan bukan kesedihan.
Terima kasih karena kau telah membuat masa kanak-kanak ku berwarna. aku
melakukan ini untuk menguji persahabatan kita,dan aku ingin engkau bisa
terbiasa bermain dan menghabiskan masa remaja mu tanpa aku,aku sangat
bahagia bisa mempunyai sahabat kecil seperti mu.Sahabatku ,aku mohon
jaga orang tua ku,dan juga adik-adik ku. aku juga menitipkan sebuah
boneka kayu untuk mu,tolong jaga boneka itu,dan jadikan boneka itu
pengganti diriku..Dari
baca aja di bawah :
(*CERITA DUA SAHABAT SEJATI *)